--> Skip to main content
Kerjain

follow us

Supaya Anda Disukai Banyak Orang

Disukai banyak orang, tentu kita semua menghendaki hal tersebut, termasuk Anda juga bukan? Ya, tentu kita senang jika disukai banyak orang. Dan agar supaya disukai banyak orang tentu terlebih dahulu kita harus jadi orang yang menyenangkan. Ini terdengar mudah, tapi kenyataannya untuk menjadi pribadi yang menyenangkan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Perlu kedewasaan dan mawas diri untuk menjadi pribadi yang menyenangkan, dan ganjalan yang utama untuk hal tersebut datangnya dari diri sendiri. Ganjalan itu berupa ego. Sudah jadi kodratnya manusia lebih condong untuk mengikuti dan menggugu ego nya, selain itu kita manusia juga cenderung lebih mudah mengikuti bisikan jiwa yang negatif, ketimbang yang positif.

Karenanya sekali lagi harus digarisbawahi, perlu kedewasaan di sini. Dimana jika kita sudah cukup dewasa dalam hal kepribadian, kita akan lebih mudah beradaptasi dengan sekitar untuk menjadi seseorang yang menyenangkan. Jika tidak, jika kita masih kekanak-kanakkan dan lebih menggugu ego, egois, maka akan sulit untuk membuat orang di sekitar untuk menyenangi Anda, baik itu di lingkungan kerja bahkan lingkup keluarga.

Berikut adalah tips agar kita disenangi banyak orang;

1. Dewasa dalam berfikir dan bertindak

Seperti sudah dijelaskan di atas, kedewasaan dalam berpikir dan bertindak jadi point utama dan pertama yang harus dimiliki untuk menjadi pribadi yang menyenangkan. Dimana dengan kedewasaan sikap, selanjutnya kita bisa mengeksekusi point selanjutnya dalam artikel ini dengan lebih mudah.

2. Selalu menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain

Menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain, sangat perlu kedewasaan dalam hal ini. Karena menghargai adalah bentuk sikap mengedepankan orang lain ketimbang ego pribadi. Orang yang egois akan sulit untuk menghargai orang lain, jangankan menghargai kekurangan, kelebihan orang lain pun akan sulit ia akui.

Dengan menghargai kelebihan orang lain, selain membuat jiwa Anda tenang, orang disekitar Anda pun akan ikut senang karena wajah dan bahasa tubuh anda akan memancarkan aura positif dengan sendirinya. Semuanya akan kembali pada diri Anda sendiri. Ia yang menghargai, akan kembali dihargai.

Dan menghargai kekurangan orang lain, ini jadi level berikutnya setelah menghargai kelebihan. Jika untuk menghargai kelebihan orang lain Anda harus mengalahkan ego Anda sendiri, maka untuk menghargai kekurangan Anda membutuhkan lebih dari itu, dimana sifat welas asih dan pengertian juga harus bisa mendominasi ruang dalam hati Anda.

Jika Anda mampu mengesampingkan ego, lalu memupuk rasa welas asih kasih sayang yang berbuah rasa pengertian dan tepo seliro, niscaya Anda akan mewujud jadi seseorang yang menyenangkan bagi orang lain.

2. Hindari perdebatan dengan siapapun

Lagi-lagi, perdebatan yang terjadi umumnya adalah karena dua pihak atau lebih yang berselisih, tidak bisa menahan egonya, kurang dewasa dalam berpikir dan bertindak. Dan ia yang mampu mengalah dan menghindari perdebatan adalah ia yang telah berhasil menekan egonya. Ia mengalah meski ia yakin pendapatnya benar.

Mengalah meski yakin ia benar, dan meyakini bahwa perdebatan tidak akan membawa hasil yang baik meski pada akhirnya terbukti bahwa dirinya yang benar, adalah tanda kedewasaan. Biarlah kebenaran terkuak dengan sendirinya tanpa harus berteriak dan menegangkan saraf, biarlah kebenaran muncul seiring waktu tanpa harus meraung memunculkan urat leher.

Dengan mengalah dan menghindari perdebatan, tidak akan ada jalinan pertemanan yang rusak, tidak akan ada hati yang tersakiti dan semuanya akan baik-baik saja dan Anda akan menjadi orang yang menyenangkan bagi semua orang. Biarlah kebenaran membuktikan dirinya sendiri seiring waktu tanpa Anda harus memaksakannya, yang penting Anda telah menyampaikannya.

3. Menjadi pendengar yang bijak dan baik

Bagaimana rasanya jika Anda sedang serius berbicara lalu pembicaraan Anda dipotong seenaknya? Sangat tidak enak bukan? Karenanya menjadi pendengar yang baik adalah jalan yang tepat untuk membuat lawan bicara menyenangi Anda. Itu point pertama.

Selanjutnya menjadi pendengar yang baik juga bisa berarti harus bersikap bijak, bersikap netral atau memberi masukan positif pada sesuatu yang sedang diungkapkan oleh lawan bicara.

Semisal lawan bicara Anda sedang mengeluh tentang pekerjaannya, dan Anda malah mengomporinya yang mengakibatkan tensi stressnya naik atau mengakibatkan lawan bicara Anda makin benci pada pekerjaannya. Dengan itu Anda bukanlah pendengar yang baik meski Anda mendengar atau menuimak keluhan lawan bicara Anda penuh perhatian sampai selesai.

4. Bijak dan empati dalam bercanda

Bijak dalam bercanda, ini sepertinya menjadi hal sulit di masa sekarang karena berbagai media yang ada nampaknya malah mengajarkan sebaliknya. Merendahkan fisik, menyepelekan pekerjaan, dan banyak lagi sampai mencela keturunan seseorang, ini sering dipertontonkan di layar kaca dengan dalih komedi, candaan dan hiburan.

Padahal sejatinya itu menyakiti, bukan menghibur. Menghibur adalah jika kedua belah pihak merasa makin bahagia, merasa senang, dan semakin baik moodnya. Bercanda adalah jika semua pihak tersenyum, tanpa harus ada yang tersakiti hatinya. Komedi adalah seni memancing tawa khalayak, tanpa membuat hati seseorang terkoyak.

Jadi bijaklah dalam bercanda, empati, tepo seliro, sebisa mungkin hindari bercanda dengan membawa-bawa atau menyinggung hal yang sensitif. Karena Anda pun tentunya tidak mau dibercandai dengan cara kasar dan tak memikirkan perasaan. Pembawaan orang berbeda-beda, suasana hati pun tak stabil ada turun naiknya, jadi bijaklah dalam bercanda agar Anda tidak menyakiti hati siapapun dan disukai banyak orang.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar